ayam bakar

FOR YOUR PLATE, Halo Konco Luwe! Di balik kesejukan udara pegunungan Lawu dan hamparan sawah hijau di Magetan, masyarakat menyimpan kekayaan kuliner yang belum banyak dikenal oleh orang luar. Salah satu hidangan tradisional yang memikat lidah dan menggugah selera adalah Ayam Panggang Gandu

Masyarakat Desa Gandu, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan, telah menciptakan dan menjadikan makanan khas ini sebagai ikon kuliner yang wajib dicoba saat berkunjung ke daerah tersebut.

Cita Rasa Otentik dari Dapur Tradisional

ayam bakar
Sumber: Ika Rahma/canva

Ayam Panggang Gandu bukanlah sekadar olahan ayam panggang biasa. Warga setempat tetap mempertahankan metode memasak tradisional dengan memanggang ayam di atas bara api kayu bakar, bukan menggunakan oven modern. Teknik ini menciptakan cita rasa khas dan aroma yang menggoda.

Biasanya, warga memilih ayam kampung betina muda berukuran sedang. Mereka mengolah ayam ini dengan cara mengungkepnya bersama bumbu rempah seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, lengkuas, jahe, serta menambahkan santan dan gula merah.

Setelah bumbu meresap sempurna, mereka memanggang ayam secara perlahan sambil terus mengoleskan sisa bumbu dan santan ke permukaannya. Proses ini membuat kulit ayam menjadi kecoklatan dan sedikit kering, namun tetap menjaga kelembutan serta kejuicy-an daging di dalamnya.

Bumbu Ayam Panggang Gandu menawarkan perpaduan rasa gurih, manis, dan sedikit pedas. Karakteristik khas masakan Jawa Timur bagian barat yang terkenal dengan kekayaan rempah-rempahnya. Warga mengolah ayam ini dengan sabar, sehingga rasa autentiknya tidak bisa disaingi oleh metode cepat saji.

Biasanya, penjual menyajikan satu porsi Ayam Panggang Gandu bersama sambal tomat atau sambal terasi yang mereka ulek kasar, serta lalapan seperti kemangi, mentimun, dan kol. Mereka pun menyertakan nasi putih hangat dalam porsi melimpah sebagai pendamping utama hidangan ini.

Beberapa warung di Gandu bahkan menawarkan menu ini bersama nasi jagung atau tiwul, yang memberi kesan “ndeso” dan membangkitkan kenangan masa kecil di desa. Mereka juga menambahkan kerupuk kampung atau rempeyek kacang untuk menyempurnakan sajian ini.

Kuliner yang Mengakar dalam Tradisi

Lebih dari sekadar makanan, warga Gandu menjadikan Ayam Panggang sebagai bagian dari identitas dan sejarah kuliner mereka. Konon, ibu-ibu rumah tangga di desa ini sudah memasak hidangan ini sejak puluhan tahun lalu, terutama untuk acara hajatan, selamatan, atau perayaan hari besar keagamaan. 

Karena kelezatan dan ketahanannya, mereka kemudian mulai menjual ayam panggang ini secara umum hingga akhirnya menjadi kuliner khas desa. Hingga kini, warga lokal masih menjalankan warung ayam panggang secara turun-temurun. 

Mereka tidak hanya menggantungkan hidup dari usaha ini, tetapi juga berperan aktif dalam melestarikan budaya kuliner. Banyak pengunjung dari luar Magetan yang sengaja datang untuk menikmati Ayam Panggang Gandu langsung dari tempat asalnya.

Bertahan di Tengah Arus Modernisasi

ayam bakar
Sumber: Diaz Herbowo/canva

Meski zaman terus berubah dan makanan cepat saji semakin menjamur, Ayam Panggang Gandu tetap bertahan dan justru semakin dikenal luas. Warga dan pelaku usaha mempromosikannya melalui media sosial, kanal kuliner, hingga menarik perhatian para food vlogger untuk membantu meningkatkan popularitasnya. 

Kini, beberapa warung bahkan mulai mengemas ayam panggang dalam bentuk beku agar pelanggan dari luar daerah dapat menikmatinya. Meski demikian, pelanggan tetap bisa merasakan cita rasa terbaik saat menyantap ayam ini langsung di warung tradisional Desa Gandu. 

Suasana pedesaan yang tenang, semilir angin sawah, suara ayam berkokok, dan aroma asap kayu bakar menciptakan pengalaman kuliner yang otentik dan tak tergantikan. Saat kamu berkunjung ke Magetan, sempatkanlah mampir ke warung legendaris seperti Ayam Panggang Bu Siti, salah satu pelopor yang menyajikan ayam panggang dengan bumbu manis legit dan daging yang sangat empuk.

Ayam Panggang Gandu bukan sekedar makanan lokal, masyarakat menjadikannya simbol rasa, tradisi, dan kehidupan mereka. Dengan terus menjaga metode pengolahan tradisional, mereka membuktikan bahwa kekuatan kuliner lokal bisa tetap bertahan dan bersinar di tengah derasnya arus modernisasi. 

FAQ

  1. Apa itu Ayam Panggang Gandu?
    Warga Desa Gandu di Magetan mengolah ayam kampung muda dengan bumbu rempah tradisional dan memanggangnya di atas bara kayu bakar. Inilah yang menciptakan cita rasa khas dan menjadi ciri utama Ayam Panggang Gandu.
  2. Apa yang membuat Ayam Panggang Gandu berbeda dari ayam panggang lainnya?
    Mereka menggunakan teknik pengolahan tradisional, termasuk mengungkep ayam dengan bumbu rempah dan santan sebelum memanggangnya perlahan. Bumbu meresap dalam daging, dan aroma asap kayu menambah kenikmatan rasa.
  3. Ayam apa yang digunakan dalam hidangan ini?
    Warga memilih ayam kampung betina muda berukuran sedang karena dagingnya lebih empuk dan bumbunya mudah meresap.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *