Salam Sehat SoMeal, kali ini MinSo ingin berbagi informasi menarik seputar dunia Food & Beverage dalam ranah kesehatan. Tetap bersama Minso ya, dalam Cetar (Cek fakta sekarang)!
FOR YOUR PLATE – Tren kol goreng menjadi menu topping makanan yang menuai perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan netizen. Ternyata mengkonsumsi kol goreng dalam jumlah yang berlebihan, tidak dianjurkan dalam dunia kesehatan.
Kol, Si Bulat Beruas dengan Berbagai Manfaat
Sayur kol dapat dengan mudah sekali SoMeal jumpai di berbagai pasaran, baik di pasar tradisional, maupun di supermarket. Melansir dari halodoc.com, bahwa Kol termasuk sayuran dari keluarga tanaman Brassicaceae.
Tanaman kol memiliki ciri-ciri yang unik, yaitu : mempunyai daun yang tumpang, lebar dan padat beruas. Berbentuk bulat pepat, dan dengan beberapa variasi warna hijau, putih, dan ungu atau merah.
Di balik tampilannya yang unik, sayur kol atau yang biasa kita sebut ‘kubis’ juga kaya akan nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. Manfaat sayur kol antara lain seperti, melancarkan proses pencernaan, menurunkan tekanan darah dan kolesterol, menjaga kesehatan jantung. Selain itu, di dalam sayur kol terdapat kandungan vitamin K yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang.
Berdasarkan data dari Badan Statistik Indoensia (BPS) bahwa, jumlah produksi sayur kol/kubis di Indonesia sebesar 1.503.798 Ton pada tahun 2022. Jumlah ini meningkat daripada tahun 2021 yang jumlah produksinya sebesar 1.434.670 Ton.
Tak heran, jika SoMeal sering menemui menu makanan yang menggunakan kol/kubis di beberapa tempat di tanah air.
Mengulik fakta unik mengenai kol goreng
Tren topping kol goreng beberapa bulan terakhir menjadi topik perbincangan hangat di masyarakat, termasuk juga ramai di media sosial. Pasalnya, menu kol satu ini tak sedikit kita jumpai, baik peminat, bahkan penjual yang menyediakan topping ini di sekitar kita.
SoMeal bisa melihatnya di berbagai menu lalapan. Pada dasarnya, lalapan merupakan kombinasi sayuran mentah dan masakan Indonesia. Namun, lalapan saat ini bervariasi, seperti halnya sayur kol yang orang-orang cenderung memakan nya mentah, saat ini muncul tren inovasi kol goreng.
Ahli Gizi dari Rumah Sakit Umum Surabaya Medical Service, Mega Puspita, Amd. Gz., S.TP menjelaskan pandangan dunia kesehatan terhadap tren kol goreng. Menurut Mega, sayur kol/kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang kandungan gizinya dapat sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.
Namun, hal ini dapat terwujud jika cara mengolah atau mengkonsumsinya dengan cara yang tepat dan benar. Dunia kesehatan menyarankan untuk tidak konsumsi kol goreng dalam jumlah yang melebihi batas porsi semestinya dan terlalu sering. Karena mengkonsumsi kol goreng secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada kinerja organ-organ dalam tubuh kita.
“Batas maksimal porsi atau takaran yang baik dalam mengkonsumsi kol goreng, yaitu satu sendok makan atau setara dengan 10 gram saja,” tambah Mega.
Proses dan porsi yang kurang tepat dan benar itu, mengganggu dan membahayakan kesehatan tubuh kita. Selain itu, merusak kandungan gizi dalam kol, karena proses penggorengan membutuhkan suhu yang sangat tinggi, sehingga kandungan zat gizi dalam kol hilang atau rusak.
Kandungan vitamin dan mineral pada kol bisa saja hilang dalam proses penggorengan dan pemanasan tersebut. Yang menyebabkan kandungan air tergantikan oleh lemak. Nah SoMeal, jika kandungan gizi pada kol yang kita butuhkan sudah rusak, lantas apa manfaat yang kita dapatkan dari mengkonsumsi kol goreng bagi tubuh kita?
Efek dan bahaya kol goreng
Efek atau bahaya yang dapat timbul karena mengkonsumsi kol goreng berlebihan, yaitu dapat menyebabkan hadirnya PTM (Penyakit Tidak Menular). Menurut Mega, konsumsi kol goreng dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan dan penyakit bagi tubuh kita. Berikut Minso rangkum untuk SoMeal :
- Obesitas
Saat proses penggorengan kol/kubis, tentu saja melibatkan minyak dalam jumlah yang tidak sedikit. Semakin banyak minyak, semakin tinggi kalori. Terlebih lagi, jika SoMeal mengkonsumsinya tanpa diselingi dengan olahraga atau gerak fisik. Tidak ada energi atau kalori yang terpakai maka, lemak perlahan menumpuk, sehingga terkena obesitas, dan penyakit lainnya.
- Penyakit Jantung dan Kanker
Kandungan lemak dan kalori dari minyak, apalagi jika menggunakan minyak yang sudah berulang kali penggorengan, mengandung lemak jenuh dan radikal bebas. Sedangkan, penumpukan lemak dapat mengganggu dan menghambat kerja jantung.
“Semakin banyak minyak, semakin kerja jantung kita ini melemah, karena terhambat oleh lemak yang menumpuk,” ujar Mega.
Selain itu, akibat proses pengolahan dan minyak yang sudah berulang kali dapat menyebabkan komposisi Amina Heterosiklik yang bersifat Karsinogenik dapat memicu produksi sel kanker. Sel kanker inilah cikal bakal kanker tumbuh dalam tubuh.
Alternatif Menu Pengganti Kol Goreng
Jika SoMeal ingin tetap mengambil nutrisi dari sayur kol/kubis sebaiknya memakannya saat sudah matang (terolah). Berikut beberapa alternatif menu dan cara pengolahan kol/kubis yang bersahabat dengan kesehatan tubuh kita, antara lain :
- Menu Tumis sayur kol, dengan proses tumis yang menggunakan lebih sedikit minyak dapat menjadi alternatif menu masakan pengganti kol goreng. Yang pastinya masih sama-sama enak, atau dengan olahan lauk atau makanan lainnya.
- Olahan kuah, jauh lebih sehat, karena tidak menggunakan minyak. SoMeal dapat mengolah nya seperti olahan sup, sayur asem dan lain sebagainya.
- Mengolah dengan cara mengukus atau merebus, masakan olahan kol rebus yaitu, pecel, gado – gado, siomay kubis, dan lain-lain.