FOR YOUR PLATE, Halo konco luwe!! Adakah di antara kalian yang sudah pernah nyobain sego buwuhan khas Bojonegoro? Sebenarnya apa sih kuliner ini? Nah, untuk selengkapnya mari lanjut membaca agar tau lebih dalam apa itu sego buwuhan.
Apa itu sego buwuhan?

Bagi warga Bojonegoro, mungkin hidangan ini merupakan suatu hal yang nggak asing lagi. Tapi bagi masyarakat luar daerah, mungkin ini menjadi hal baru bagi kalian.
Sego buwuhan merupakan kuliner khas Bojonegoro berupa nasi, dan orang-orang biasanya membungkusnya menggunakan daun pisang atau daun jati. Dalam seporsi hidangan ini, orang biasanya menyajikan nasi serta lauk pauk seperti mie kuning, momoh tempe, tumis pepaya muda, dan sate komo.
Sejarah
Kota ini menunjukkan keberagaman kulinernya mulai dari makanan manis seperti ledre hingga sego buwuhan yang memiliki cita rasa pedas dan gurih.
Masyarakat Bojonegoro mengenal hidangan ini sebagai makanan khas daerah mereka di Jawa Timur. Kata ini berasal dari bahasa Jawa, yaitu sego yang berarti “nasi” serta buwuhan atau buwuh yang berarti “memberi” atau “menyumbang”.

Orang-orang biasanya membungkus sego buwuhan ini dengan menggunakan daun pisang atau daun jati dan menyajikannya bersama lauk pauk seperti mie kuning, sayur tewel, tumis pepaya muda, momoh tempe, dan sate komo (sate daging sapi). Dahulu, masyarakat Bojonegoro biasanya menghidangkan kuliner ini pada saat acara hajatan seperti pernikahan, khitanan, atau kelahiran, namun kini banyak orang bisa menikmati kuliner legend ini kapan saja.
Sego buwuhan ini berhasil meraih rekor MURI pada tahun 2019 sebagai salah satu kuliner tradisional khas Bojonegoro yang masyarakat Indonesia akui secara nasional pada tahun 2019.
Salah satu tempat menikmati Sego Buwuhan
Salah satu warung yang menjual hidangan ini di Bojonegoro adalah Warung Sincin yang terletak di Gang Mawar, Desa Kauman, Bojonegoro.
Puspita Sari mendirikan warung ini pada tahun 2016 dan menjual sego buwuhan dengan berbagai lauk tambahan. Bukan hanya lauknya yang beraneka ragam, tapi jenis nasinya pun juga banyak: ada nasi jagung, tiwul, juga nasi putih biasa. Sedangkan untuk lauknya, orang bisa memilih ayam bakar, ikan wader goreng, mangut pe, lele goreng, hingga sambal mangga muda yang banyak orang gemari.
Warung Sincin ini mengusung konsep prasmanan yang memudahkan pengunjung untuk mengambil makanan sepuasnya. Nah, pemilik warung meletakkan lauk pauk ini di wajan tanah dan menaruhnya di atas tungku dari tanah pula sehingga kesannya jadi tradisional.
Cita rasa khas dari sate komo yang berpadu dengan sayur tewel, nasi jagung, dan lauk lainnya membuat banyak orang ingin menikmati menu ini walau sedang tidak ada hajatan.
Pemilik warung membuka Warung Sincin ini dari pukul 7 pagi hingga pukul 5 sore dan menutupnya setiap hari Senin. Nah, Bengawan Solo menjadi pemandangan yang bisa konco luwe lihat saat pergi ke warung ini sembari menikmati semilir angin karena lokasi warung ini berdiri tepat di bawah pohon. Buat konco luwe yang mau ke Bojonegoro, ini bisa jadi rekomendasi kuliner yang harus dicobain. Tunggu apalagi, yuk nikmati sego buwuhan bersama teman atau keluargamu!