Pecel Punten Khas Tulungagung

For your plate, Halo konco luwe! Kuliner Jawa Timur tidak hanya menghadirkan cita rasa pedas dan gurih, tetapi juga menyimpan kisah lokal yang kental dalam setiap sajian. Di antara deretan makanan khas daerah, Pecel Punten muncul sebagai sajian sederhana yang menyimpan rasa mendalam dan kehangatan tradisi. Sajian ini berasal dari Tulungagung dan beberapa daerah sekitarnya seperti Blitar dan Trenggalek. Keunikannya terletak pada perpaduan antara punten, sejenis makanan dari nasi dengan santan, dan sambal pecel yang menggugah selera.

Mengenal Apa Itu Pecel Punten

Pecel Punten Khas Tulungagung
Sumber: Pinterest

Punten memiliki bentuk dan tekstur yang mirip dengan lontong, tetapi cara pembuatannya berbeda. Masyarakat Tulungagung membuat punten dengan cara menanak nasi, lalu menumbuknya hingga lembut bersama santan dan sedikit garam. Hasilnya menghasilkan nasi padat yang kenyal, gurih, dan sangat cocok sebagai pengganti nasi putih.

Setelah itu, masyarakat menyajikan potongan-potongan punten di atas piring dan menyiramnya dengan sambal pecel. Sambal ini terbuat dari kacang tanah sangrai, cabai, kencur, gula merah, garam, dan air asam. Racikan bumbu ini menghasilkan sambal yang kaya rasa: pedas, manis, gurih, dan sedikit segar dari kencur.

Sayuran rebus seperti bayam, kecambah, kacang panjang, dan daun kenikir sering menyertai sajian ini. Penjual biasanya menyusun sayuran di atas punten sebelum menyiram sambal kacang secara merata. Penambahan rempeyek kacang atau kerupuk puli pun semakin memperkaya sensasi makan.

Cita Rasa Sederhana tapi Kaya Makna

Rasa dari Hidangan ini benar-benar memanjakan lidah. Tekstur kenyal dan lembut dari punten menyatu sempurna dengan sambal pecel yang pedas-manis. Gurihnya santan yang meresap ke dalam nasi memberi dimensi rasa yang berbeda dibandingkan nasi biasa.

Masyarakat desa sering memilih Pecel Punten sebagai menu sarapan atau makan siang karena rasanya yang mengenyangkan sekaligus memuaskan. Selain itu, harganya pun sangat ramah di kantong. Warung-warung kecil di pinggir jalan atau pasar tradisional kerap menyediakan menu ini sejak pagi hari.

Proses Pembuatan Pecel Punten yang Penuh Ketelatenan

Masyarakat memulai proses membuat Pecel Punten dengan menanak nasi hingga pulen. Setelah matang, mereka langsung menumbuk nasi dalam keadaan panas bersama santan dan sedikit garam. Proses menumbuk ini memerlukan tenaga ekstra dan ketelatenan agar nasi benar-benar halus dan bisa dipadatkan. Setelah itu, mereka membentuknya di atas daun pisang atau loyang, lalu memotongnya seperti lontong.

Untuk membuat sambal pecel, masyarakat harus menggoreng dan menguleg semua bahan satu per satu. Mereka menggoreng kacang tanah hingga matang dan renyah, lalu mengolah cabai, kencur, dan bawang putih agar tidak langu. Setelah itu, mereka menghaluskan semua bahan, mencampurnya dengan gula merah dan air asam, hingga terbentuk pasta sambal kental yang siap disajikan.

Jejak Kuliner Ndeso di Tengah Modernitas

Pecel Punten Khas Tulungagung
Sumber: Pinterest

Kini, Pecel Punten mulai mendapatkan tempat kembali di kalangan pecinta kuliner tradisional. Sejumlah pegiat kuliner di Tulungagung dan sekitarnya memperkenalkan kembali makanan ini melalui media sosial, festival kuliner, dan konten digital. Warung makan yang menjual Hidangan ini juga mulai menambahkan varian topping seperti telur dadar, tempe goreng, atau tahu bacem untuk menarik selera generasi muda.

Masyarakat luar daerah yang berkunjung ke Tulungagung pun kerap menjadikan Hidangan ini sebagai sarapan andalan karena porsinya ringan namun mengenyangkan. Beberapa rumah makan bahkan mengemas sambal pecel dan punten dalam bentuk frozen food untuk mempermudah distribusi keluar kota.

Pecel Punten, Warisan Kuliner yang Perlu Dijaga

Keberadaan Pecel Punten tidak hanya menjadi representasi rasa, tetapi juga menggambarkan kearifan lokal masyarakat Jawa Timur, khususnya Tulungagung. Dalam sepiring sederhana, Hidangan ini menyimpan nilai tradisi, kebersamaan, dan kehangatan khas desa yang tak tergantikan oleh tren kuliner modern.

Pelestarian Kuliner khas nusantara ini bukan hanya tanggung jawab para pedagang makanan tradisional, tetapi juga masyarakat luas yang mencintai budaya kuliner Indonesia. Dengan terus mengenalkan dan menyajikannya dalam berbagai kesempatan, kita turut menjaga identitas daerah dan kekayaan rasa Nusantara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *