FOR YOUR PLATE – Malang. Hello SoMeal? Apakah SoMeal pernah dengar kata “karmin”? Jadi karmin merupakan salah satu pewarna alami, tapi dari tubuh serangga berita Cochineal. Hah kok bisa serangga? Emang nya aman? Tenang-tenang kali ini Minso akan berbagi informasi seputar pewarna alami karmin ini. 

Cochineal adalah serangga atau hewan dengan spesies kutu daun yang punya nama latin ‘Dactylopius Coccus Costa.’

Melansir dari gramedia.com ,Dactylopius Coccus ini masuk dalam ordo Hemiptera dan famili Dactylopiidae, yang terdiri dari sembilan spesies berbeda. Biasanya mereka tumbuh di Amerika Utara dan Selatan atau Amerika tropis dan subtropis.

Tau gak SoMeal? Kalau untuk menghasilkan karmin sebanyak 500 gram, butuh 70.000 serangga Cochineal betina loh, banyak banget kan. Makanya sampai sekarang masih dibudidaya. 

Pasalnya, pewarna alami dari Cochineal betina ini udah terpakai sejak lama loh, sekitar tahun 1500-an lalu. Tepatnya oleh Suku Maya dan Suku Aztec yang menjadi orang-orang pertama yang memanfaatkan Cochineal betina untuk mewarnai obat-obatan hingga kosmetik (sumeks.disway.id).

Apakah Pewarna Karmin Aman dari Segi Kesehatan?

Emangnya kandungan dalam karmin gak bahaya kah Minso? Sempat menjadi perbincangan hangat di negara kita, apakah karmin bahaya atau halal? 

FDA atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau pengawas regulasi makanan internasional sudah mengizinkan dan menyatakan kalau pewarna alami Cochineal betina ini aman (gramedia.com). 

Begitupun dengan Direktur Utama  LPPOM MUI, Ir. Muti Ariantawati, M.Si yang menjelaskan bahwa karmin hukumnya halal jika bermanfaat dan tidak membahayakan. 

Dan juga karena termasuk serangga yang darahnya tidak mengalir, serta hidup di atas kaktus, yang mana Cochineal memakan kelembaban dan nutrisi pada tanaman (tvonenews.com). 

Fatwa MUI Nomor 33 Tahun 2011 memperkuat penetapan hukum pewarna karmin tersebut.

Faridatul Adhiyah, S.Gz. salah satu ahli gizi di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang menjelaskan bahwa nama zat pewarna alami karmin bernama zat atau asam karminat. 

Kalau di makanan, karmin sebenarnya sebagai tambahan zat pangan. Jadi Penggunaan nya tidak terlalu banyak.  

“Selama terproduksi dengan GMP yang baik, mem-faktoring practice yang baik, dengan peralatan yang higienis dan peng-extractannya terjaga, itu sebenarnya aman-aman aja,” jelas Ahli Gizi RS UMM. 

Tapi apakah baik jika kita mengkonsumsi atau pernah makan karmin ini? Menurut Faridatul Adhiyah, S.Gz. tergantung tujuan kita mengkonsumsinya untuk apa. Kalau dalam segi makanan real food, Karmin lebih baik.

Tau karena apa? Soalnya karmin termasuk bahan alami, jadi gak ada tambahan zat kimianya. Tapi tetap gak boleh banyak-banyak ya SoMeal, karena bakal ada efek sampingnya. Ya kayak makanan-makanan lain deh. 

Sudah Teruji Keamanannya

Buat SoMeal yang masih bingung atau khawatir, tenang aja! Karena karmin ini udah dapat legalitas keamanannya untuk kita konsumsi. Cuma yang masih jadi simpang-siur adalah segi kehalalan, tinggal SoMeal ikuti fatwa yang mana. 

“Apabila ada tambahan pangan, harus melewati uji sample dulu. Apakah itu sehat atau tidak,” ungkap Kepala Divisi Instalasi Gizi RS UMM.

Jadi memang gak boleh sembarangan menggunakan pewarna karmin ini, soalnya sudah ada takaran di setiap olahannya. Biar lebih aman dan sehat. 

Untuk saat ini, karmin sangat banyak terproduksi di Peru. Bahkan bisa mencapai 70 ton per tahun, dan 95% menguasai pangsa pasar internasional. 

Cochineal atau pewarna karmin ini termasuk kutu yang hidup di tanaman kaktus, jadi bukan yang sembarangan ada di tanah liat atau di tempat kotor gitu. Makanya masih bisa terbilang aman, lalu juga budidaya dan produksi pewarna karmin dilakukan dengan telaten. 

Proses Menjadikan Cochineal ke Pewarna Karmin

Melansir dari tvonenews.com Cochineal betina berkembang biak sampai menjadi dewasa. Jika bentuk tubuh yang mulai membesar dan berisi, maka Cochineal siap untuk dipanen. 

Untuk saat ini di Peru dan Kepulauan Canary, terdapat perkebunan kaktus pir berduri, alias untuk inangnya Cochineal betina. 

Nah cara memanenya yaitu dengan disikat, dikeringkan dengan sinar matahari, lalu ditampi untuk menghilangkan bulu dari Cochineal. Kemudian Cochineal dijemur kembali sampai benar-benar kering dan dihancurkan dengan mesin untuk mendapat bubuk pewarnanya. 

Biasanya ekstrak Cochineal ini ditambahkan larutan alkohol asam agar warnanya lebih menonjol. Selain menghasilkan warna merah, karmin juga bisa menjadi warna pink, orange, dan warna lainnya.

Manfaat Karmin

Farida menjelaskan bahwa, selain dapat mempercantik warna yang ada di makanan maupun minuman, karmin ini bisa bermanfaat dari segi kesehatan dari pigmen antioksidan. Seperti karoten yang ada di buah-buahan itu di senyawa antioksidan untuk melawan radikal bebas. 

Namun, jika senyawa ini terlalu sering SoMeal konsumsi juga bakal menjadi radikal loh. Makanya gak boleh banyak-banyak. Selain itu, karena karmin dari serangga alias hewani. Jadi ada kandungan protein.

Tidak Sembarang Orang Boleh Mengkonsumsi Ekstrak Karmin

Seperti yang udah dijelaskan oleh ahli gizi RS UMM, Faridatul Adhiyah bahwa jika terlalu banyak mengkonsumsi karmin. Efek samping nya bakal terjadi alergi.

Tapi ternyata gak semua orang bisa mengkonsumsinya, karena karmin kan berasal dari hewani. Jadi bagi vegan atau yang tidak mengkonsumsi sumber hewani, sebaiknya lebih berhati-hati saat beli makanan yang emang udah jadi.

Khawatirnya ada ekstrak karmin ini. Kalau untuk yang normal, boleh aja makan yang mengandung ekstrak hewani ini. 

“Setahu saya, karena karmin bersifat tambahan pangan. Berdasarkan peraturan, memang harus mencantumkan dengan kode di komposisinya. Agar antisipasi bagi yang vegan dan yang memiliki alergi,” tambahnya. 

Penggunaan Karmin di Makanan atau Minuman

Nah SoMeal melansir dari gramedia.com  berikut makanan atau minuman yang bisa mengandung ekstrak karmin di dalamnya :  

  • Pewarna Jelly atau Permen

Mungkin SoMeal banyak menjumpai permen atau jelly yang warna nya merah, nah kemungkinan besar ada ekstrak dari pewarna alami karmin ini. Karena warna alaminya, karmin bisa bermanfaat untuk menarik pembeli.

Tapi gak boleh pukul rata juga ya, sebaiknya bisa lihat di kemasan komposisis. 

  • Pewarna Makanan Ringan

Sama halnya kayak permen atau jelly, di makanan ringan juga berguna untuk menarik perhatian pembeli dan menambah warna manis pada snacks. Biasanya ada tulisan dengan kode E-120. 

Nah SoMeal harus paham nih tentang kode karmin, terutama bagi yang vegan. 

  • Pewarna Susu dan Olahan Lain

Selain susu, ekstrak karmin bisa berguna untuk penambahan warna merah alami di yoghurt, ice cream, dan lainnya. Karena warnanya yang mirip dengan rasa strawberry, jadi banyak dipakai untuk produk olahan seperti itu. 

Nah SoMeal gimana nih pendapat kalian? Apakah emang udah pernah dengar, bahkan udah tau tentang kode yang ada di komposisi kemasan?

Ternyata si kecil Cochineal berita ini  hebat juga ya, bisa menghasilkan warna alami loh. Bahkan gak hanya di makanan/minuman aja, bahkan bisa di kosmetik maupun tekstil. 

Mungkin SoMeal udah pernah nyoba makanan dan minuman yang pakai pewarna alami karmin ini, boleh dong share informasi atau kandungan lain yang SoMeal tau di kolom komentar. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *