FOR YOUR PLATE, Haloo konco luwee!!! Di Kediri, Jawa Timur, masyarakat tetap melestarikan sebuah warisan kuliner tersembunyi yang tak lekang oleh waktu, yaitu gethuk pisang. Gethuk pisang merepresentasikan jejak manis sejarah, sekaligus mencerminkan kearifan lokal dalam mengolah kekayaan alam menjadi hidangan yang dicintai lintas generasi.
Jejak Sejarah dari Zaman Kerajaan
Masyarakat Kediri meyakini bahwa gethuk pisang sudah ada sejak zaman Kerajaan Kediri. Pada masa penjajahan dulu, mereka hidup dari hasil bumi seperti singkong, pisang, dan kelapa. Untuk mengolah bahan-bahan tersebut agar tidak cepat rusak dan tetap bisa dinikmati dalam waktu lama, mereka menciptakan berbagai resep tradisional, salah satunya gethuk pisang.
Sebenarnya, masyarakat membuat gethuk pisang dengan cara yang sama seperti membuat gethuk dari singkong atau ubi. Namun, mereka menggunakan bahan dasar pisang lebih spesifiknya pisang raja nangka dan mencampurnya dengan gula jawa serta singkong. Dulu, mereka menemukan pisang ini di pinggir Sungai Brantas karena tanah di sepanjang aliran sungai itu sangat subur.
Rahasia di Balik Rasa Khas
Ketika membuat gethuk pisang, keluarga atau tetangga sering bekerja sama dalam suasana gotong royong. Mereka menjadikan momen ini sebagai cara untuk mempererat tali persaudaraan. Para pembuat gethuk pisang juga masih mengandalkan tangan-tangan terampil, yang justru menambah nilai otentik pada makanan ini. Lebih dari itu, mereka menjadikan gethuk pisang sebagai simbol keramah-tamahan dalam menyambut tamu.
Seiring waktu, masyarakat tidak hanya menyajikan gethuk pisang sebagai makanan rumahan. Mereka membagikan kelezatannya dari mulut ke mulut, hingga makanan ini menjadi ikon kuliner di Kota Tahu. Para pedagang mulai menjualnya di pasar-pasar tradisional, terminal, hingga pusat oleh-oleh.

Dari Suguhan Tradisional ke Oleh-Oleh Khas
Awalnya, masyarakat menyajikan gethuk pisang dalam acara-acara adat, hajatan, atau perayaan panen. Tapi karena banyak orang menyukai rasanya, mereka perlahan menjadikannya sebagai oleh-oleh khas Kediri. Mereka membentuknya memanjang sekitar 10 cm, lalu membungkusnya dengan daun pisang segar yang membuat aromanya makin wangi.
Saat ini, para penjual menjajakan gethuk pisang di banyak toko oleh-oleh di Kediri, terutama di sekitar Terminal Tamanan, Bandar Kidul, dan sepanjang Jalan Pattimura. Mereka tidak lagi memproduksinya secara rumahan saja, tetapi juga mengembangkan usaha ini menjadi industri kecil menengah (IKM) yang turut menggerakkan ekonomi lokal.

Tetap Bertahan di Era Modern
Meskipun banyak camilan modern dan tren makanan kekinian bermunculan, masyarakat tetap memberi tempat istimewa bagi gethuk pisang. Bahkan, para produsen kini membuat inovasi seperti gethuk pisang isi coklat, keju, dan mengemasnya dalam bentuk modern untuk oleh-oleh. Tapi bagi mereka yang sudah terbiasa, rasa asli tanpa isian tetap menjadi favorit.
Masyarakat tidak menganggap gethuk pisang sekadar makanan ringan. Mereka melihatnya sebagai bagian dari identitas budaya Kediri, simbol kreativitas lokal, dan bukti bahwa mereka mampu menjaga tradisi di tengah perubahan zaman.
Jadi, kalau kamu berkunjung ke Kediri, jangan cuma mencari oleh-oleh tahu kuning. Cobalah juga manisnya gethuk pisang camilan penuh sejarah yang mereka buat dengan sepenuh hati.
“Rasanya enak, manisnya pas saat digigit” ucap Dewi selaku pembeli gethuk pisang ini. “Saya tak hanya membeli buat diri sendiri, melainkan beli untuk teman juga” tambahnya.
Gethuk Pisang, Lebih dari Sekadar Camilan
Masyarakat tidak hanya membuat gethuk pisang sebagai makanan ringan. Di balik teksturnya yang lembut dan rasanya yang khas, mereka menyimpan cerita panjang tentang sejarah, budaya, dan ketekunan menjaga warisan kuliner Kediri. Setiap gigitan seakan membawa kita ke masa lalu, ke dapur nenek moyang yang penuh kreativitas dan kehangatan.
Jadi kalau konco luwe berkesempatan mengunjungi Kediri, jangan cuma mencari oleh-oleh seperti tahu kuning atau stik tahu. Sempatkan juga membeli gethuk pisang. Kamu tidak hanya mencicipinya, tapi juga menunjukkan apresiasi terhadap tradisi kuliner yang mereka jaga dan kembangkan di tengah zaman yang serba instan.
FAQ
1. Apa itu gethuk pisang? Gethuk pisang adalah makanan tradisional khas Kediri yang terbuat dari pisang raja nangka, gula jawa, dan singkong. Makanan ini memiliki cita rasa manis dan aroma khas dari daun pisang yang digunakan sebagai pembungkus.
- Mengapa disebut sebagai warisan kuliner Kediri? Karena gethuk pisang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Kediri selama berabad-abad, diwariskan lintas generasi, dan tetap dibuat secara tradisional hingga kini.
- Bagaimana cara masyarakat Kediri membuat gethuk pisang? Mereka membuatnya secara gotong royong, dengan cara tradisional dan mengandalkan keterampilan tangan. Proses ini menciptakan rasa yang otentik sekaligus mempererat hubungan sosial antar warga.