FOR YOUR PLATE, Halo Konco Luwe! Saat menjaga kesehatan, kita perlu lebih cermat dalam memilih sumber karbohidrat. Selama ini, masyarakat Indonesia mengandalkan beras putih sebagai makanan pokok. Namun kini, banyak orang mulai membandingkan beras putih dengan alternatif yang lebih baru seperti beras porang dan shirataki. Lalu, di antara ketiganya, mana yang paling sehat?

Adakah di antara kalian yang masih bingung membedakan beras putih, beras porang, dan beras shirataki? Atau mungkin ada yang sudah tahu dan bahkan rutin mengonsumsi salah satu dari ketiganya? Selain berfungsi untuk memenuhi kebutuhan kalori, beras juga bisa menunjang kesehatan tubuh. Namun, kita perlu memilih jenis beras yang tepat agar kita bisa merasakan manfaatnya secara maksimal.

Dari namanya yang berbeda, tentu kita bisa melihat bahwa ketiga jenis beras ini memiliki perbedaan. Beras putih, beras porang, dan beras shirataki tidak hanya memiliki nama yang berbeda, tetapi juga membawa manfaat dan kandungan yang berbeda pula.

Beras Putih

Sumber: freepik/life for stock

Kita mulai dari yang pertama, yaitu beras putih. Di Indonesia, masyarakat umumnya mengonsumsi beras putih sebagai makanan pokok sehari-hari. Beberapa faktor membuat beras putih begitu populer, seperti proses pengolahan dan penyimpanan yang mudah, harga yang lebih terjangkau, serta kemampuan tubuh untuk mencerna dan menyerapnya dengan cepat.

Dalam setiap 100 gram nasi putih matang, kita bisa menemukan sekitar 175 kalori dan 38 gram karbohidrat. Meskipun nasi putih dapat menjadi sumber energi yang cepat, makanan ini memiliki indeks glikemik (GI) yang cukup tinggi, yaitu sekitar 70. Artinya, nasi putih bisa meningkatkan kadar gula darah dengan cepat setelah tubuh mengonsumsinya.

Beras Porang Itu Apa?

Selanjutnya, kita mengenal beras porang yang masyarakat buat dari olahan umbi porang. Beras ini tidak hanya membantu mengendalikan diabetes, tetapi juga berperan dalam menurunkan berat badan karena kalori yang dikandungnya rendah serta karena glukomanan, yaitu serat alami.

Sumber: freepik/jocmp

Dalam 100 gram beras porang matang, tubuh hanya menerima sekitar 30–50 kalori. Kelebihan utama beras ini terletak pada kandungan glukomanan, yaitu serat larut air yang sangat tinggi. Glukomanan menyerap air dan mengembang di dalam perut, sehingga membuat kita merasa kenyang lebih lama.

Selain itu, serat dalam beras porang membantu tubuh menurunkan kadar gula darah dan kolesterol, serta mendukung kesehatan pencernaan. Karena indeks glikemiknya rendah, penderita diabetes dan orang yang menjalani diet rendah kalori tetap bisa mengonsumsi beras porang dengan aman.

Perbedaan Beras Porang dan Shirataki

Ada lagi satu jenis beras yang serupa dengan beras porang, yaitu beras shirataki. Produsen membuatnya dari umbi konjac, tanaman sejenis porang yang populer di Jepang.

Sumber: freepik

Produsen umumnya menjual olahan dari umbi ini dalam bentuk mie. Namun sekarang, mereka juga memasarkan produk tersebut dalam bentuk beras, yaitu beras shirataki. Nilai kalori dari beras ini sekitar 10–15 kalori per 100 gram. Seperti beras porang, shirataki juga mengandung glukomanan dalam jumlah yang tinggi.

Karena kandungan karbohidrat dalam beras shirataki sangat rendah, banyak orang menggunakan beras ini untuk diet keto, vegan, maupun untuk penderita diabetes. Namun, orang yang belum terbiasa dengan rasanya biasanya merasa bahwa teksturnya agak kenyal, sedikit berlendir, dan rasanya yang netral membuat mereka menambahkan banyak bumbu.

Jadi di antara ketiga beras tersebut, mana yang kita nilai lebih sehat? Tentu beras porang dan shirataki lebih unggul dibandingkan dengan beras putih, terutama bagi orang yang sedang menjalani program diet atau memiliki gula darah tinggi.

Namun hal terpenting yang perlu kita garis bawahi yaitu pentingnya menyesuaikan pilihan dengan kebutuhan tubuh masing-masing. Kita tidak hanya perlu memilih beras yang tepat, tetapi juga perlu menerapkan gaya hidup sehat sebagai kunci untuk mempertahankan kesehatan tubuh.

FAQ

1. Apa perbedaan utama antara beras putih, porang, dan shirataki?

Beras putih adalah sumber karbohidrat utama yang tinggi kalori dan memiliki indeks glikemik tinggi. Beras porang dan shirataki berasal dari umbi-umbian (porang dan konjac), rendah kalori, serta tinggi serat glukomanan yang baik untuk diet dan penderita diabetes.

2. Apakah beras porang dan shirataki aman dikonsumsi setiap hari?

Ya, beras porang dan shirataki aman dikonsumsi setiap hari selama tidak berlebihan. Keduanya rendah kalori dan membantu menjaga kadar gula darah. Namun, sebaiknya tetap dikombinasikan dengan nutrisi lain seperti protein dan sayuran.

3. Mana yang lebih baik untuk diet: porang atau shirataki?

Keduanya baik untuk diet. Shirataki lebih rendah kalori, cocok untuk diet keto. Porang memiliki rasa dan tekstur yang lebih bersahabat bagi lidah Indonesia dan mengenyangkan lebih lama. Pilihan tergantung preferensi dan tujuan diet.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *