FOR YOUR PLATE, haloo konco luwee!!! Kediri lagi dan lagi hadir dengan kuliner legendaris yang masih bertahan di era modern sekarang. Warung soto ini nggak cuma terkenal karena rasanya yang khas, tetapi juga punya sejarah panjang yang bikin makin penasaran. Bayangin aja, Mbah Karto udah mendirikan Soto Podjok sejak tahun 1926! Artinya, warung ini udah eksis hampir satu abad.
Awal Mula dari Sebuah Pojokan Jalan
Konco luwee tau nggak, dulu penjual soto podjok ini cuma berjualan pakai pikulan, belum punya warung atau tempat makan yang layak. Penjualnya memilih berjualan di satu ujung Jalan Dhoho, Kota Kediri. Karena itu, warga Kediri pun menyebutnya dengan nama “warung Soto Podjok”, dan sebutan itu tetap melekat sampai sekarang.
Awalnya, mereka menjual soto cuma buat mencukupi kebutuhan keluarga. Tapi karena rasa sotonya yang khas, para pelanggan pun makin hari makin banyak. Suasana warung makin ramai, dan akhirnya warga Kediri pun mengenal nama Soto Podjok. Dari situ, mereka mulai mengembangkan usaha ini jadi bisnis keluarga.

Kuah Bening Ciri Khasnya
Soto Podjok terkenal karena kuah bening nya yang khas, tapi tetap gurih dan kaya rasa. Dalam seporsi soto, mereka menyajikan nasi, suwiran daging ayam kampung, sayur toge, daun seledri, dan kuah bening panas yang menggoda. Perpaduan ini menciptakan cita rasa yang nikmat. Selain itu, harganya juga masih ramah kantong dan porsinya cukup bikin kenyang.
Mereka meracik bumbunya dari rempah-rempah pilihan seperti jahe, serai, daun jeruk, dan bawang, tanpa menambahkan penyedap rasa buatan. Hasilnya, rasa sotonya terasa alami dan nggak bikin enek. Kamu bisa menikmati soto ini buat sarapan, makan siang, atau bahkan makan malam.
Yang menarik, meskipun sekarang sudah banyak jenis soto dari berbagai daerah, Soto Podjok tetap mempertahankan gaya lamanya. Mereka nggak neko-neko, tetap sederhana tapi memikat.

Warisan Rasa dari Generasi ke Generasi
Warung Soto Podjok nggak cuma menjual cita rasa khas, tapi juga menjaga desain warung yang klasik khas masa lalu. Saat ini, karena mereka sedang merenovasi tempat utama, mereka memindahkan warungnya ke lokasi sementara yang berada di jejeran ruko di pinggir jalan bukan di pojok lagi.
Beberapa pengunjung yang mampir terlihat datang bersama keluarga besar. Mereka mungkin sudah berlangganan makan di Soto Podjok sejak dulu. Dari penataan meja-mejanya yang besar, mereka juga menunjukkan bahwa warung ini cocok buat makan ramai-ramai.
“Menurut saya, rasa dari soto ini sendiri sedikit light di lidah saya, namun untuk keseluruhan dan fasilitas yang ada terbilang bagus, dan juga pelayanannya yang sangat ramah sekali,” ucap Alia, salah satu pengunjung Soto Podjok.

Lebih dari Sekadar Soto
Soto Podjok bukan sekadar semangkuk makanan hangat yang tersaji di atas meja kayu tua di sudut jalan. Selama hampir satu abad, warung ini nggak cuma menyajikan rasa, tapi juga menyimpan cerita—tentang perjuangan hidup, tentang kekuatan keluarga, dan tentang gimana sesuatu yang sederhana bisa punya makna luar biasa.
Kita bisa bilang, Soto Podjok sudah jadi living heritage alias warisan budaya hidup. Warung ini mewakili bagaimana kuliner bisa merekam perjalanan dan sejarah satu kota. Meski tampil sederhana, Soto Podjok tetap jadi primadona. Di balik semangkuk soto, mereka menyuguhkan rasa yang jujur dan konsisten dari masa ke masa.
Jadi, konco luwee, jangan pernah anggap remeh semangkuk soto yang kelihatannya biasa aja. Bisa jadi, disanalah kamu menemukan rasa yang luar biasa nggak cuma buat lidah, tapi juga buat hati.
FAQ
Apa itu Soto Podjok Kediri?
Soto Podjok adalah warung soto legendaris di Kota Kediri yang telah berdiri sejak tahun 1926. Dikenal karena kuah beningnya yang khas dan cita rasa otentik yang bertahan lintas generasi.
Kenapa dinamakan “Soto Podjok”?
Nama “Soto Podjok” berasal dari lokasi awal berjualan yang berada di pojok Jalan Dhoho, Kediri. Meski kini lokasinya pindah sementara, nama tersebut tetap melekat.
Mengapa Soto Podjok dianggap sebagai warisan budaya?
Karena telah bertahan hampir satu abad, menjaga resep dan gaya penyajian tradisional, serta menjadi bagian penting dari sejarah kuliner Kota Kediri.