Wajik kletik adalah makanan khas dari Blitar

FOR YOUR PLATE, Halo Konco Luwe! Wajik Kletik merupakan makanan tradisional yang sudah terkenal sejak kerajaan Majapahit. Makanan ini mempunyai tekstur yang cukup unik seperti beras yang belum matang sempurna. Namun ketika kita mengunyahnya, akan terasa lebih lunak  kenyal dan juga mudah saat saat kita gigit.

Wajik kerap menjadi oleh-oleh khas di berbagai daerah. Di daerah seperti Yogyakarta, Solo, dan Bali. Cara penyajian wajik sajikan dengan menarik dan terjual di toko oleh-oleh sebagai bagian dari warisan kuliner lokal. Popularitasnya sebagai oleh-oleh tidak hanya karena rasanya yang nikmat, tetapi juga karena nilai historis dan budayanya yang melekat sejak zaman kerajaan. Oleh karena itu, wajik tetap menjadi pilihan favorit bagi wisatawan maupun masyarakat lokal yang ingin membawa pulang cita rasa tradisional.

Sejarah Wajik Kletik

Wajik kletik adalah makanan khas dari Blitar
Sumber: Shutterstock/Rahma H

Di daerah Blitar, Jawa Timur, makanan ini bernama wajik kletik. Perbedaan paling mencolok antara wajik biasa dengan wajik kletik terletak pada bahan serta tekstur ketika sudah jadi. Jika wajik biasa umumnya menggunakan beras ketan yang ketika memasaknya harus benar-benar pulen, maka wajik kletik justru mencampurkan sebagian beras ketan yang masih agak mentah dengan tambahan parutan kelapa tua.

Kombinasi inilah yang menciptakan sensasi khas saat kita mengunyahnya, yaitu bunyi dan rasa ‘kletik-kletik’ yang menjadi ciri khas unik dari jenis wajik ini. Tekstur yang sedikit lebih renyah tersebut memberikan pengalaman makan yang berbeda. Hal ini menjadikan wajik kletik memiliki keunikan tersendiri dibandingkan wajik pada umumnya.

Keberadaan wajik kletik ternyata tidak hanya terkenal sebagai kuliner tradisional, tetapi juga memiliki jejak dalam literatur kuno Nusantara. Hal ini tercatat dalam Kitab Suci Nawaruci atau Sang Hyang Tattwajnana, karya spiritual dari Empu Siwamurti yang ditulis sekitar tahun 1500 hingga 1619. Dalam kitab tersebut terdapat ungkapan bijak yang berbunyi, “Wajik kletik gula Jawa, luwih becik urip sing prasojo,” yang jika diterjemahkan secara bebas mengandung pesan moral yang mendalam.

Ungkapan tersebut menyarankan bahwa hidup yang sederhana dan tidak berlebihan. Nilai-nilai ini mencerminkan filosofi kehidupan masyarakat pada masa itu yang menghargai kesederhanaan dan keseimbangan dalam menjalani hidup.

Makna Di Balik Wajik Kletik

Wajik kletik tidak hanya berperan sebagai makanan tradisional, tetapi juga mencerminkan keluhuran budaya Jawa yang sarat makna. Meskipun terbuat dari bahan-bahan yang sederhana seperti ketan, gula Jawa, dan kelapa parut, sajian ini memiliki nilai simbolis yang mendalam. Wajik menjadi medium untuk menyampaikan nasihat serta ajaran hidup.

Kehadirannya merepresentasikan filosofi masyarakat Jawa yang menjunjung tinggi kesederhanaan, keseimbangan, dan ketenangan batin. Wajik kletik juga menggambarkan idealisme hidup yang jauh dari hiruk-pikuk duniawi. 

Termasuk kemewahan yang berlebihan, sejalan dengan pandangan hidup orang Jawa yang lebih memilih ketenteraman jiwa dibanding gemerlap materi. Dengan demikian, makanan ini bukan sekadar camilan, melainkan juga warisan budaya yang menyiratkan panduan moral dan spiritual.

Klobot Ciri Khas Wajib Kletik

Wajik kletik menggunakan bungkus klobot
Sumber: Cookpad/ar_arsyil23

Salah satu ciri khas yang membedakan wajik kletik dari jenis wajik lainnya terletak pada cara pembungkusannya yang unik. Wajik kletik bungkusnya menggunakan klobot. Klobot adalah kulit jagung atau daun tongkol jagung yang sudang kita jemur dan kering. Sebelum menggunakan klobot, klobot terlebih dahulu melalui proses penyetrikaan agar terlihat rapi, bersih, dan mudah saat akan membentuknya.

Penggunaan klobot bukan hanya sekadar fungsional untuk menjaga kualitas cita rasa dan aroma wajik tetap alami, tetapi juga memiliki nilai estetika yang kuat. Pembungkus alami ini memberikan tampilan khas yang memperkuat kesan tradisional, sekaligus menunjukkan kecermatan dan kearifan lokal dalam memanfaatkan bahan dari alam sekitar. 

Dengan demikian, klobot bukan hanya pelindung fisik, tetapi juga elemen penting dalam memperkuat identitas budaya dari wajik kletik itu sendiri.

FAQ

  1. Apa itu Wajik Kletik khas Blitar?

    Wajik Kletik adalah varian unik dari wajik, makanan tradisional Indonesia, yang berasal dari Blitar, Jawa Timur. Ciri khasnya adalah tekstur agak renyah dan bunyi “kletik-kletik” saat dikunyah, berkat campuran ketan setengah matang dan parutan kelapa tua.

  2.  Apa bahan utama Wajik Kletik?

    Bahan utama Wajik Kletik adalah beras ketan (sebagian dimasak setengah matang), gula Jawa, dan parutan kelapa tua. Semua bahan tersebut diproses dengan teknik tradisional untuk menghasilkan cita rasa khas.

  3. Apakah Wajik Kletik masih relevan di zaman sekarang?

    Ya. Wajik Kletik masih populer sebagai oleh-oleh khas Blitar karena rasanya yang unik dan nilai budaya yang tinggi. Makanan ini tetap relevan sebagai simbol kuliner tradisional yang menyampaikan pesan moral dan spiritual masyarakat Jawa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *