FOR YOUR PLATE, Halo konco luwee!!! Kamu tau nggak kalau warga Kota Madura punya makanan berkuah yang mirip dengan soto? Warga Sumenep pertama kali memperkenalkan kuliner ini. Namun kini, warga di berbagai wilayah Pulau Madura, khususnya Kabupaten Pamekasan, telah menjual kuliner campur kuah ini. Yuk cari tahu isian dari kuliner campur kuah!

Warga menamai kuliner ini campur kuah karena mereka mencampur semua isian dalam satu mangkok, lalu menyiramnya dengan kuah merah khas campur kuah. Mereka biasanya mengisi semangkuk campur kuah dengan potongan lontong, bihun, kecambah, dan keripik singkong yang masyarakat Madura sebut keripik tette. Penjual membanderol campur kuah tanpa topping dengan harga 5 ribu rupiah saja.

Dok pribadi : seporsi sate kuah harga 5 ribu

Kuliner favorit murah meriah

Penjual di Kabupaten Pamekasan menjajakan olahan kuliner ini di berbagai tempat. Anak-anak hingga orang dewasa pun menyukai makanan ini. “Kalau campur kuah banyak yang jual di acara mbak, kayak imtihan, pengajian, sholawatan, pokoknya kalau ada acara di Pamekasan pasti banyak yang jual campur kuah sama rujak. Trus pasti itu murah cuma 5 ribu, kadang kalau anak kecil beli 3 ribu saja dapat lontong 3,” ujar Komariyah, penjual campur kuah.

Masyarakat juga menjual campur kuah pada hari-hari biasa, termasuk tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri yang mereka sebut Hari Raya Ketupat. Mereka menjadikan campur kuah sebagai salah satu pilihan untuk menikmati ketupat. Karena tidak mengandung santan, masyarakat merasa lebih sehat saat menikmati campur kuah di hari raya.

Fakta uniknya, penjual bisa mengubah isian campur kuah sesuai dengan jenis yang ingin kamu nikmati. Penjual di Pamekasan menyediakan berbagai varian campur kuah yang berbeda-beda. Kalau kamu berkunjung ke Kabupaten Pamekasan, terutama saat musim hujan dan malam hari, kamu wajib coba kuliner ini. Berikut beberapa varian campur kuah yang bisa kamu nikmati:

Varian campur kuah

Campur Tulang
Penjual menambahkan kondimen tulang sapi dan daging yang masih menempel pada tulangnya ke dalam campur tulang. Meskipun isiannya sama seperti campur kuah biasa, mereka membanderol campur tulang dengan harga yang lebih tinggi karena bahan tulang dan dagingnya lebih mahal.

Source : bulat.co.id kuliner campur tulang pamekasan

Campur Daging
Penjual juga menawarkan varian campur daging, yang hanya menggunakan daging sapi tanpa tulang. Para penjual biasanya menambahkan usus sapi atau lemak sapi agar porsi campur daging terlihat lebih banyak. Mereka juga menyarankan agar pelanggan menambahkan kecap manis untuk membuat rasa kuahnya lebih lezat. Harga campur daging yang mereka tawarkan mulai dari 10 ribu rupiah.

 
source : MAMIRA.ID gambar campur dengan potongan daging

Campur Kocek
Masyarakat Madura menyebut “kocek” sebagai proses mengulek. Dalam varian ini, penjual menghidangkan campur kuah dengan tambahan bumbu kacang khas rujak Madura. Sebaliknya, mereka juga bisa menyajikan rujak Madura dengan lontong, sayur (kangkung, kacang panjang, dan kecambah), tahu, serta keripik singkong, lalu menyiramnya dengan kuah merah khas campur kuah. Kombinasi unik ini mereka sebut campur kocek.

Source : RRI.co.id (Sri Handayani) foto campur kocek khas pamekasan

Campur Lorjuk
Jika biasanya mereka menggunakan daging sapi, penjual mengganti bahan utamanya dengan daging lorjuk, sejenis kerang bambu yang mereka temukan di pesisir laut Pamekasan. Penjual tetap menggunakan isian campur seperti biasa, lalu menyiramnya dengan kuah merah dari cabai merah besar.

source : mamira.id (gandy) foto campur lorjuk kuliner khas Pamekasan

Warga Pamekasan menjadikan campur kuah sebagai kuliner khas yang mudah kamu temui di sepanjang jalan. Kalau kamu mampir ke Pamekasan, kamu wajib coba salah satu varian dari rekomendasi campur kuah ini yaa!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *