FOR YOUR PLATE – Malang! Hallo SoMeal! Siapa nih yang kalo acara tertentu pasti ada ketupat? Nah kali ini di Kota Batu, ada acara syawalan loh, yaitu iring-iringan pawai tumpeng kupat (ketupat) dan hasil bumi Kota Batu. Acara ini dinamakan “Grebeg Kupat Tumpeg Syawalan”
Acara nya berlangsung meriah dan perdana di bulan Syawal 1445 Hijriyah, pada 17 April 2024.
Pada Rabu sore hari, Dinas Pariwisata Kota Wisata Batu (KWB) mengadakan pawai Grebeg Kupat Tumpeng Syawalan untuk pertama kalinya di Kota Batu. Event budaya ini berlangsung meriah dan warga Batu menyambut antusias acara ini.
Terbukti dari banyaknya warga yang hadir dalam pawai grebeg kupat tumpeng syawalan ini, gak hanya warga lokal, wisatawan hingga warga pendatang pun turut meriahkan acara ini. Arakan ini start dari Rumah Dinas Walikota Batu dan finish di alun-alun Kota Batu.
Pamong Budaya Dinas Pariwisata Kota Batu, Naning Wulandari di Pendopo Rumah Dinas WaliKota Batu mengatakan bahwa. Kupatan merupakan tradisi universal, juga sebagai simbol sosial, memiliki makna yang sama di seluruh penjuru nusantara. Event ini bertujuan untuk melestarikan tradisi budaya kupatan di Kota Batu.
“Selain itu, untuk meningkatkan silaturahmi dan menjaga ukhuwah islamiyah di bulan syawal. Serta meningkatkan eksistensi wisata Kota Batu dan daya tarik wisatawan. Juga, kami berharap acara ini tetap lestari hingga tahun-tahun kedepannya.” Ujarnya.
Kemeriahan pada acara merupakan wujud dari sinergitas antara Dinas Pariwisata Kota Batu dan Asosiasi Pariwisata seperti Hotel, DTW (destinasi wisata) dan komunitas-komunitas penggiat wisata.
Sehingga dalam event ini terdapat kurang lebih sekitar 1000 buah tumpeng kupat/ketupat yang berbentuk gunungan besar, kayak segitiga.
Makna Tersirat Kupat dalam Budaya Jawa
Dalam bahasa dan budaya Jawa, Kupat memiliki makna yang lebih dalam, tak hanya dipandang sebagai sebuah makanan. Dalam adat Jawa, makna ‘Kupat’ adalah ‘mengakui lepat (kesalahan) dan saling memaafkan’ yang dapat berarti juga seribu maaf.
“Adanya 1000 ketupat dalam acara ini menggambarkan makna beribu-ribu maaf, dengan tujuan kita dapat saling mengucapkan beribu maaf di hari lebaran.” Tambah Naning.
Di samping satu tumpeng utama yaitu gunungan besar kupat/ketupat, ada juga 4 tumpeng pendamping. Yaitu 2 berisi sayur (wortel dan tomat), satunya tumpeng buah-buahan (apel dan jeruk).
Hal ini tidak lain adalah bentuk rasa syukur masyarakat atas nikmat kesuburan hasil bumi atau tanah Kota Batu yang melimpah.
Menurut Azzah (21) mahasiswa dari Lamongan, event ini sangat menarik dan berkesan untuknya.
“Karena baru pertama kali lihat acara ginian, jadi sangat berkesan. Apalagi ada iring-iringan musik sama drumband nya, jadi tambah seru banget. Terus harapannya semoga anak-anak muda tau gitu, kalau acara budaya kita gak kalah menarik dan semoga bisa terus melestarikan.” Ujar Azzah.